Koperasi Merah Putih

Koperasi Desa-Kelurahan Merah Putih Dijanjikan Anak Buah Prabowo Buka Loker 2 Juta Orang

Koperasi Merah Putih 2025 hadir membangkitkan ekonomi desa. Didukung pelatihan kerja BLK Kemnaker dan sertifikasi kompetensi, program serap jutaan tenaga kerja.

By Cikal Sundana  | Sokoguru.Id
02 Juli 2025
<p>Program Koperasi Merah Putih 2025, inisiatif unggulan Presiden Prabowo, menargetkan pembukaan 2 juta lapangan kerja di desa melalui pelatihan kerja BLK dan sertifikasi kompetensi nasional. Foto @budiariesetiadi.</p>

Program Koperasi Merah Putih 2025, inisiatif unggulan Presiden Prabowo, menargetkan pembukaan 2 juta lapangan kerja di desa melalui pelatihan kerja BLK dan sertifikasi kompetensi nasional. Foto @budiariesetiadi.

SOKOGURU - Pemerintah terus memperkuat strategi pengembangan ekonomi desa melalui program 80.000 Koperasi Merah Putih, yang ditargetkan dapat menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja baru. 

Kolaborasi antara Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menjadi langkah konkret dalam menciptakan lapangan kerja berbasis desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. 

Program ini digadang-gadang sebagai solusi komprehensif terhadap tingginya angka pengangguran, sekaligus mengangkat perekonomian di daerah.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (1/7/2025), Menaker Yassierli menegaskan komitmen kedua kementerian untuk menjalankan visi besar Presiden Prabowo Subianto yang mengarahkan para menteri agar bersinergi dalam menciptakan kebijakan yang berdampak langsung pada rakyat. 

"Alhamdulillah hari ini hadir Bapak Menteri Koperasi, pak Budi Arie. Ini tindak lanjut dari pertemuan kami dua minggu lalu. Semangatnya seperti arahan Pak Presiden Prabowo Subianto, bahwa para menteri harus kompak," ujar Yassierli.

Target berdirinya koperasi sebanyak 80.000 unit tidak hanya menjadi angka di atas kertas, namun juga menjadi harapan nyata bagi jutaan warga desa yang membutuhkan pekerjaan. 

Menaker menyebut, program ini mampu membuka peluang kerja produktif dan berkelanjutan. 

"Estimasi kami, ini akan menyerap lebih dari 2 juta orang. Ini solusi luar biasa," tegasnya.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan program, Kemnaker dan Kemenkop telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang mencakup pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK), penyediaan instruktur bersertifikat, serta skema sertifikasi kompetensi kerja. 

Menurut Menaker, pemanfaatan BLK komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia akan menjadi tulang punggung dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. 

"SDM yang baik sangat penting untuk pengelolaan koperasi yang baik," tambahnya.

Menteri Koperasi Budi Arie menyoroti hal senada, bahwa keberhasilan program ini bergantung pada kualitas SDM. 

Menurutnya, koperasi tak bisa sekadar berdiri tanpa pengelolaan yang profesional. 

"Banyak yang tanya soal 80 ribu koperasi ini, terutama soal SDM. Jadi kita harus kerja sama lintas kementerian. SDM ini kunci keberhasilan," jelas Budi Arie.

Ia juga menekankan perlunya pelatihan teknis sesuai kebutuhan koperasi. Keahlian yang dibutuhkan bervariasi, mulai dari sopir, montir, pengelola sistem pendingin (cooler), hingga manajemen usaha. 

"Nanti ada keahlian baru, kayak supir, montir, atau manajemen cooler koperasi. Jangan sampai salah orang," ujarnya mencontohkan, pentingnya kompetensi tepat dalam pengelolaan unit usaha koperasi.

Tak hanya untuk memperluas lapangan kerja, Koperasi Merah Putih juga diharapkan dapat menekan arus urbanisasi dan mengentaskan kemiskinan ekstrem di desa. 

Program ini memberi harapan baru bagi pemuda desa untuk bekerja dan berkarya di daerah asalnya tanpa harus hijrah ke kota besar. 

"Koperasi ini bisa memajukan desa, mengurangi kemiskinan ekstrem yang paling banyak ada di desa," tutur Budi Arie.

Dalam pelaksanaan program, pelatihan tahap awal akan dimulai di 92 lokasi pilot project. 

Presiden Prabowo dijadwalkan akan meresmikan peluncuran program ini pada 19 Juli 2025 di Klaten, Jawa Tengah. 

Pelatihan akan melibatkan balai pelatihan dari berbagai tingkat pemerintahan. 

"Kami membayangkan, tidak hanya balai milik Kemnaker, tapi juga bisa memanfaatkan balai milik provinsi, kota, dan kabupaten," terang Yassierli.

Pelatihan akan difokuskan pada keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan koperasi di masing-masing daerah, seperti montir truk, komputer, hingga akuntansi. 

Budi Arie memastikan bahwa peserta pelatihan akan mendapat bekal keterampilan teknis yang relevan dengan usaha koperasi setempat. 

"Keahlian itu tergantung kebutuhan koperasi," ujarnya.

Terakhir, terkait kesejahteraan pekerja, Budi Arie menegaskan bahwa koperasi yang dibangun melalui program ini mampu memberikan penghasilan layak dan berkelanjutan bagi anggotanya. 

"Oh ya pasti dong. Soal upah kan ada di kebijakan tenaga kerja, tapi kami pastikan koperasi ini juga bermanfaat untuk membuka pekerjaan baru dan memberi penghasilan yang layak," pungkasnya. (*)